Senin, 06 April 2015

Napak Tilas Raden Ayu Kartini

NAPAK TILAS RADEN AYU KARTINI
Elis Santi

Napak Tilas RA. Kartini.
Raden Adjeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah pada tanggal 21 April 1879. Nama sebenarnya adalah Raden Ayu Kartini. RA. Kartini kecil lahir di keluarga bangsawan. Ayahnya bernama Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat adalah seorang Bupati Jepara, ibu nya bernama MA Ngasirah puteri dari Siti Aminah dan  Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara Jawa Tengah. Kakek RA. KARTINI, Pangeran Ario Tjondronegoro IV adalah bupati pertama yang memberi pendidikan Barat kepada anak-anaknya.  RA Kartini bersekolah di ELS (Europese Lagere School). RA Kartini bersekolah di ELS selama 12 Tahun. Berkat sekolah selama 12 tahun, RA. Kartini bisa berbahasa Belanda dengan baik dan lancer. Setelah berusia 12 tahun, RA. Kartini berdasarkan kebiasaan masyarakat Jawa di pingit dan tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah.
Pada usia 24 tahun,  RA. Kartini menikah dengan Bupati Rembang yaitu K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Pernikahan RA. Kartini berlangsung pada tanggal 12 November 1903 di Rembang, Jawa Tengah. Dari pernikahan ini lahirlah seorang putera yaitu Soesalit Djojoadhiningrat. Putera pertama nya lahir pada tanggal 13 September 1904. Tidak lama setelah melahirkan RA. Kartini meninggal dunia.  RA. Kartini wafat pada tanggal 17 September 1904, 3 hari setelah melahirkan putera tunggal nya. RA Kartini meninggal di usia 25 tahun, di makamkan di desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Perjuangan RA. Kartini di dunia pendidikan pada zaman itu.
RA. Kartini bersekolah di ELS selama 12 tahun. Di sekolah ini, Kartini pandai menulis, membaca dan berbahasa Belanda. Walaupun hanya bersekolah selama 12 tahun, RA. Kartini memiliki kepedulian yang besar terhadap dunia pendidikan. Kakeknya yang bernama Pangeran Ario Tjondronegoro IV adalah bupati pertama yang memberi pendidikan Barat kepada anak-anaknya. Keluarga RA. Kartini di pihak ibu, adalah guru ngaji. RA. Kartini dibesarkan di keluarga yang mencintai pendidikan yang juga merupakan kasta bangsawan.
RA Kartini pernah mendirikan sekolah wanita. Sekolah wanita in didirikan setelah RA. Kartini menikah dengan Bupati Rembang. Sekolah itu di bangun dekat Kantor Bupati Rembang, saat ini menjadi Gedung Pramuka di Rembang.

Perhatian RA. Kartini pada dunia pendidikan, lebih besar ditujukan pada kondisi social perempuan di masyarakatnya.RA. Kartini memperhatikan masalah perjuangan wanita untuk memperoleh kebebasan dan persamaan hokum. Keahlian RA. Kartini dalam menulis dan berbahasa Belanda, memperluas wawasan dan pengetahuannya. RA Kartini banyak membaca surat kabar, majalah ilmu pengetahuan dan kebudayaan dan buku-buku lainnya yang berbahasa Belanda. RA. Kartini menjalin komunikasi dengan sahabatnya di Belanda  bernama Rosa Abendanon.  Kepada Rosa, RA. Kartini banyak menulis tentang kondisi social perempuan dan pemikirannya untuk merubah kondisi social perempuan ke tingkat yang lebih tinggi.
Pemikiran RA.Kartini tentang perjuangan wanita untuk merubah status social perempuan pada zaman itu  seringkali dituangkan dalam surat yang dikirim kepada sahabatnya dan di tulis kepada surat kabar atau majalah. Beberapa kali tulisannya di muat dalam majalah wanita Belanda yaitu De Hollandsce lelie.

Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar